Pertemuan
1
Materi:
Pengantar
Kimia Fisika
1.
Definisi Kimia Fisika
bagian
dari ilmu kimia yang mempelajari
sifat-sifat fisik dan perilaku zat serta
hukum-hukum yang bertalian dengan interaksi
kimia meliputi kimia kuantum, termodinamika dan kinetika.
2. Teori kuantum
meliputi struktur dan sifat atom atau molekul, ikatan kimia, spektroskopi dan
elektrokimia.
3. Termodinamika
Perubahan
energi yang terjadi di dalam interaksi kimia dan segala sesuatu yang menyertai
perubahan energi tersebut meliputi hal yang mempengaruhi syarat terjadinya
reaksi spontan dan kesetimbangan reaksi.
4. Kinetika kimia
meliputi laju reaksi, mekanisme, katalis serta teori untuk menghitung laju
reaksi.
5. Aplikasi termodinamika
pada gas:
Sifat Gas
a. Gas mengikuti
bentuk dan volume wadah yang ditempatinya.
b. Gas bersifat
homogen yang artinya tercampur rata dalam suatu wadah yang sama.
c. Dapat
dimampatkan.
d. Sangat
dipengaruhi temperature yaitu dipanaskan akan memuai dan didiginkan akan
menyusut.
e. Memiliki
kerapatan yang lebih rendah dibanding padatan dan cairan.
Tekanan
Adalah gaya per satuan luas dengan
satuan Pascal (Pa) 1 Pa = 1 Nm-2 atau atm (1 atm = 101,325 kPa).
Temperatur
Ukuran derajat panas atau dinginnya
suatu benda.
6.
Hukum Gas Ideal
Hukum
Avogadro: Pada suhu dan tekanan tetap, volume gas berbanding lurus dengan
jumlah mol gas.
Hukum
Gay Lussac: Jika
mol dan volume konstan, maka tekanan berbanding lurus dengan temperatur.
Hukum Charles: Jika tekanan dan mol
konstan,maka volume berbanding lurus dengan temperatur
Hukum Boyle: Pada suhu tetap, volume
sejumlah tertentu gas berbanding terbalik dengan tekanan.
P1
V1 = P2 V2
Turunan Persamaan Gas
Ideal
Fungsi Persamaan Gas V = V (n,T,P)
V
= (n T R)/P
PV
= nRT
Pertemuan
2
Persamaan
Gas Ideal
Pada kondisi 00C
and 1 atm dinamakan standard temperature and pressure (STP).
R = tetapan gas umum
= 8.314 J K-1mol-1
=
8.206 . 10-2 L atm K-1 mol-1
= 1.987 kal K-1 mol-1
= 62.36 L
Torr K-1 mol-1
Volume molar (Vm)
pada P dan T standar (1 atm, 0oC)
Vm=22.4 L mol -1
Pada P,T kamar standar
(1 bar, 25 oC)
Vm=24.790 L mol-1
Persamaan
Keadaan Gas Nyata
Gas nyata bersifat
tidak sempurna, yaitu gas yang tidak mematuhi dengan tepat hukum gas sempurna
(terutama pada tekanan tinggi)
Gas nyata
memperlihatkan penyimpangan dari hukum gas sempurna karena molekul2
berinteraksi satu sama lain:
- Gaya tolak antar molekul membantu
pemuaian
- Gaya tarik antar molekul membantu
pemampatan
Persamaan
Van der Waals:
Adanya
gaya tarik antar molekul menyebabkan perlu diadakannya koreksi terhadap tekanan
pada persamaan gas ideal. Tekanan yg sebenarnya lebih rendah dari tekanan gas
ideal yaitu:
P= Pi - a ( n/V ) 2 a = tetapan
Molekul-molekul
gas nyata juga mempunyai volume sendiri, maka volumenya menjadi V – nb.
nb=vol
yg dtempati gas
(P + n2 a/V2) (V – nb) =
n R T
Persamaan Virial
Equation of State
B
adalah koefisien virial dan, koefisine virial yang pertama B1 adalah satu
sedangkan koefisien virial selanjutnya tergantung pada temperature.
Persamaan
Pressure Virial Equation of State
Dapat
dilihat bahwa A2 adalah sama seperti B2 merupakan virial koefisien.
Beberapa persamaan
terkait gas nyata
Faktor Kompresi untuk
Gas Nyata
Digunakan
untuk menyatakan sifat gas nyata.
Factor
kompresi berniali satu untuk gas ideal. Gambar menunjukkan grafik factor
kompresi untuk nitrogen sebagai fungsi dari tekanan pada beberapa temperature.
Pada suhu rendah, nilai Z kurang dari 1 untuk tekanan sedang, sedangkan untuk
tekanan yang lebih besar nilai Z meningkat lebih besar dari 1. Adanya gaya
tarik antar molekul akan mengurangi nilai Z sedangkan tolakan berakibat
sebaliknya. Gaya tarik menarik biasanya lebih berpengaruh pada suhu dan tekanan
rendah sedangkan tolakan berlaku sebaliknya. Temperature dimana kyrva
menunjukkan nilai slope NOL tekanan dikenal sebagai Boyle temperature. Pada
temperature inilah gas mendekati nilai ideal untuk tekanan rendah.
dimana
y = 1/Vm. Karena a dan b adalah positif untuk semua gas maka bagian pertama dari
persamaan ini memberikan nilai positif untuk nilai Z sedangkan bagian kedua
bernilai negative. Huruf b menyatakan efek tolakan antar atom sedangkan huruf a
menyatakan efek dari gaya tarik menarik. Untuk temperature tinggi, bagian kedua
tidak terlalu penting dan factor kompresi akan bernilai lebih dari satu.
Sedangkan pada suhu dibawah Boyle Temperatur, bagian kedua menjadi lebih
penting sehingga nilai Z akan kurang dari 1 dan hanya terjadi jika y tidak
terlalu besar nilainya.
Pertemuan 3
Pengantar Termodinamika
dan Hukum Termodinamika I
Studi
tentang penggunaan hukum-hukum termodinamika pada sistem kimia.
Studi
ini mencakup 2 aspek: Penentuan kalor reaksi. Dan mempelajari tentang arah
proses dan peristiwa kesetimbangan.
Jika
dalam suatu perubahan keadaan, sistem menyerap sejumlah kecil kalor (dq) dan
melakukan sejumlah kecil kerja (dw), maka sistem akan mengalami perubahan :
dU = dq + dw
Untuk
perubahan besar menjadi:
ΔU = q + w
Sistem:
sejumlah
zat yang berada dalam sebuah wadah yang dapat dipelajari sifat-sifatnya pada
kondisi yang dapat berubah-ubah. Dpt berupa: tabung rx, mesin, sel
elektrokimia.
Jenis-jenis
system:
Status thermodinamik
system adalah merupakan spesifikasi lengkap susunan dan sifat fisis
suatu sistem. Sifat sistem ditentukan oleh satu set tertentu peubah-peubah
thermodinamik. Tidak semua peubah thermodinamik harus diukur guna menentukan
sifat sistem. Apabila jumlah tertentu besaran fisis yang diukur dapat digunakan
untuk menentukan besaran-besaran fisis yang lain maka jumlah pengukuran
tersebut dikatakan sudah lengkap. sudah dapat menentukan status sistem,
walaupun jumlah itu hanya sebagian dari seluruh besaran fisis yang menentukan
status.
Jadi eksistensi sistem ditentukan
oleh status-nya, sedangkan jumlah
peubah yang perlu diukur agar status sistem dapat ditentukan tergantung dari
sistem itu sendiri. Pengukuran atau set pengukuran peubah yang menentukan
status tersebut harus dilakukan dalam kondisi keseimbangan. Keseimbangan
sistem tercapai apabila semua peubah yang menetukan sifat sistem tidak lagi
berubah.
Latihan
Sebuah
kalorimeter terdapat zat yang bereaksi secara eksotermik dan ternyata 0,5 kg
air yang mengelilinginya sebagai pelarut mengalami kenaikan temperatur sebesar
3˚C. Kalor jenis air 4,2 J/gram K. Berapakah kalor reaksi zat yang dilepaskan
oleh reaksi itu??
Pada
suatu percobaan direaksikan 50 mL larutan HCl 1M dengan 50 mL NaOH 1 M dalam
gelas plastik yang kedap panas. Temperatur larutan mula-mula 29˚C dan pada saat
bereaksi menjadi 35,5 ˚C. kalor jenis larutan dianggap sama dengan kalor jenis
air.
a. Tentukan perubahan entalpi
penetralan!
b. Tulislah persamaan termokimia
reaksi!
Keadaan
Sistem dan Fungsi Keadaan
Suatu
sistem berada dalam keadaan tertentu, jika semua sifat-sifatnya tidak berubah
dengan waktu. Keadaan sistem ditentukan oleh sejumlah parameter/variabel
sistem. Setiap variabel hanya bergantung pada keadaan sistem dan tidak bergantung pada bagaimana
keadaan itu tercapai disebut fungsi keadaan.
Macam-macam
variable system:
- Variabel
intensif, Variabel yang tidak bergantung pada ukuran sistem (tekanan,
suhu, medan listrik, massa jenis)
- Variabel
ekstensif, Variabel yang bergantung pada ukuran sistem (massa, volume,
energi dalam, entropi)
Perubahan
Keadaan
Urutan
perubahan sistem dari keadaan awal menuju keadaan akhir disebut proses/jalannya
perubahan.
Suatu
proses dapat bersifat reversibel dan tak reversibel.
Syarat
proses reversibel:proses itu dapat dibalik arahnya, proses itu harus berlangsung sedemikian
lambatnya sehingga setiap keadaan antara dilalui oleh sistem dalam
kesetimbangan.
Semua
proses yang terjadi di alam bersifat tak reversibel, oleh karenanya berakhir
dalam waktu tertentu.
Proses
dapat diperlakukan reversibel dengan cara:
- Isoterm - Isobar
- Isokhor - Adiabatis
Dalam
termodinamika proses reversibel penting sekali karena
proses ini menghasilkan kerja maksimum.
Kalor
Kalor
(q) : energi yang dipindahkan melalui batas-batas sistem sebagai akibat adanya
perbedaan suhu antara sistem dan lingkungan.
•
Jika kalor masuk sistem maka q +
•
Jika kalor keluar sistem maka q –
Jumlah
kalor yang dipertukarkan antara sistem dan lingkungan bergantung pada proses, sehingga q bukan merupakan fungsi keadaan.
Pada sistem tertutup, panas dapat
menembus bidang batas bila antara sistem dan lingkungannya terdapat gradien
temperatur. Sejumlah panas dapat ditransfer dari sistem ke lingkungan. Sejumlah panas
dapat ditransfer dari lingkungan ke sistem Panas bukanlah
besaran intrinsik sistem. Ia bisa masuk ke sistem dan juga bisa keluar dari
sistem.
Kerja
Kerja
(w) : setiap bentuk energi yang bukan kalor.
•
Jika lingkungan melakukan kerja terhadap sistem w +
•
Jika sistem melakukan kerja terhadap lingkungan w –
Kerja
bergantung pada proses sehingga bukan merupakan fungsi keadaan. Contoh kerja:
Kerja listrik, kerja mekanik, kerja permukaan Kerja adalah
bentuk energi yang ditranfer antara sistem dengan lingkungannya karena ada interaksi
gaya antara sistem dan lingkungannya. Kerja, dengan simbol w,
juga bukan besaran intrinsik sistem; bisa masuk ataupun keluar dari sistem
Energy
Energi:
kapasitas sistem untuk melakukan kerja. Setiap sistem mempunyai sejumlah energi
yg merupakan jumlah total dari bentuk energi kinetik dan energi potensial
disebut Energi dalam (U).
U = Ep + Ek
U
bergantung pada
keadaan sistem sehingga merupakan suatu fungsi keadaan.
Jika
kita melakukan kerja terhadap sistem terisolasi (memampatkan gas dengan memutar
pegas) artinya kita menambah kapasitasnya untuk melakukan kerja sehingga
menambah energinya. Jika sistem melakukan kerja (waktu pengisap silinder bergerak
keluar), energinya berkurang karena sistem itu dapat melakukan kerja lebih
sedikit dari sebelumnya.
Jika
sistem melakukan perubahan dari keadaan 1 (U1) ke keadaan 2 (U2),
maka energi sistem akan berkurang sebanyak:
ΔU = U2 – U1
dU =
U2 – U1
Pertemuan 4
Hukum Termodinamika I
Energi
tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, energy hanya berubah dari satu bentuk
ke bentuk lainnya.
“Energi
dalam dari system tertutup adalah KONSTAN”.
Jika
dalam suatu perubahan keadaan, sistem menyerap sejumlah kecil kalor (dq) dan
melakukan sejumlah kecil kerja (dw), maka sistem akan mengalami perubahan :
dU = dq + dw
Untuk
perubahan besar menjadi:
ΔU = q + w
Hukum
termodinamika I memungkinkan kita untuk menghitung jumlah usaha dan kalor yang
ditransfer dalam berbagai proses termasuk proses adiabatic.hukum termodinamik I
yang diaplikasikan pada system dimana tidak ada perubahan energy kinetic dan
energy potensial.
Energi dalam dan
Perubahannya
Energy
dalam adalah total energy dalam system, U. energy dalam merupakan total energy
kinetic dan energy potensial. Energy dalam tidak ditentukan dari
langkah-langkah reaksinya, namun hanya tergantung pada keadaan akhir dari
keadaan tersebut.
dU = dq + dw
Jika
usaha/energi dilakukan pada system, maka bertanda POSITIF, jika usaha/energy
dihasilkan oleh system, bertanda NEGATIF.
Panas
yang ditambahkan ke system bertanda POSITIF Panas yang dilepaskan ke lingkungan
bertanda NEGATIF.
dU = dq + dw
untuk
dapat mengaplikasikan semua variable ini maka kita perlu mengaplikasikannya
dalam berbagai keadaan.
a) Usaha Ekspansi
Usaha ini terdapat pada gas saat
memuai (ekspansi) yaitu perubahan volume menjadi lebih besar atau menyusut (kompresi) volume lebih kecil. Saat
ini system akan mendorong objel berlawanan dengan gaya yang diaplikasikan pada
objek sehingga energy dalamnya bernilai negative.
b) Non ekspansi,
saat ini maka
Hal ini terjadi saat system diterapkan
di kondisi vakum.
c) Ekspansi dengan tekanan
tetap
Hal ini mungkin terjadi saat saat
piston hanya ditekan oleh atmosfer sehingga konstan sepanjang proses gas memuai
atau ekspansi.
Sehingga nilai dari energy dalamnya
(w) jika diintegralkan sebanding dengan area dibawah kurva.
d) Ekspansi Reversibel
Adalaj sebuah keadaan yang dapat balik
dengan modifikasi dari variabelnya. Contoh jika tekanan luar sebanding dengan
tekanan gas dalam system, maka jika tekanan luar dikurangi, volume gas
meningkat, begitu pun sebaliknya (reversible)
Namun jika tekanan luar sangat berbeda
jumlahnya dengan tekanan gas dalam system, maka perubahan tekanan luar yang
kecil tidak akan mempengaruhi nilai volume non reversible).
Untuk mencapai kondisi reversible maka
tekanan luar harus sama dengan tekanan dalam gas.
e) Ekspansi
isothermal
Dalam proses ini, keadaan dimana suhu
sistem tetap.
Entalpi dan Perubahannya
Perubahan
energy dalam tidak selalu sama dengan energy yang ditransfer sebagai panas saat
system bisa merubah volumenya. Pada beberapa keadaan energy yang diapliaksikan
pada sutau system dilepaskan kembali pada lingkungan sebagai pemuaian sehingga
dU kurang dari dq. Namun, saat energy ditransfer sebagai kalor pada tekanan
tetap ini yang dikenal sebagai ENTALPI.
Entalpi
adalah suatu fungsi keadaan dimana pada
tekanan tetap jumlahnya sama dengan jumlah kalor yang ditransfer ke
system.
Perubahan
entalpi bisa dihitung dari perubahan entalpi dari pembentukan produk dan
reaktan.
Definisi Entalpi
Entalpi,
H, dirumuskan sebagai:
H
= U + pV
Dimana
p adalah tekanan system dan V adalah volume. Entalpi adalah fungsi keadaan, dan
hasil entalpi tidak bergantung dari langkah-langkah penyusunnya. Yang
diperhitungkan hanya entalpi akhir dan entalpi awal reaksi bagaimanapun
tahap-tahap pencapaiannya.
Pengukuran Perubahan
Entalpi
Perubahan
entalpi dapat diukur dengan menggunakan calorimeter pada tekanan tetap
(isobar), contohnya dengan menggunakan wadah tertutup dimana panas yg
dihasilkan dari reaksi diukur dengan memonitor perubahan suhu.
Variasi Entalpi dengan
Temperatur
Entalpi
suatu zat meningkat dengan peningkatan suhu. Hal ini tergantung dari kondisi
seperti tekanan ataupun volume tetap. Pada tekanan tetap, slope dari grafik
entalpi terhadap temperature pada tekanan tetap disebut sebagai heat capacity
(Cp) pada suhu tertentu.
Kapasitas
panas pada tekanan tetap adalah sama dengan kapasitas panas pada volume tetap
sehingga dapat digunakan untuk mengkaitkan perubahan entalpi pada perubahan
temperature.
Pertemuan
6
Fungsi Termodinamika I
pada proses Adiabat dan Reversibel
Adiabatic
proses adalah keadaan dimana panas yang ditransfer kea tau dari system tertutup
sehingga nilai kalor (dq = 0) sehingga:
Perhatikan
reaksi adiabatic pada gas ideal
Persamaan
diffrensial ini akan dipecahkan dengan memberikan T sebagai fungsi V jika Cv
diturunkan terhadap T dan V diketahui. Cv dianggap konstan, dan kita akan
membagi variable dengan menghilangkan variable yang tergantung pada V pada sisi
kiri dan yang tergantung pada T di bagian kanan.
Karena
hanya mengandung satu variable, maka kita bisa me logaritma kan dengan
mengganti symbol V menjadi V2 dan V1 serta T menjadi T2 dan T1.
Persamaan
tersebut dibagi dengan Cv dan anti log kan kedua sisi menghasilkan:
Jika
volume awal V1 dan T1 ditentukan dan T2 sebagai fungsi dari V2 dan jika kita
hilangkan indeks 1 dan 2 maka menghasilkan persamaan sebagai berikut:
Termokimia dan Hukum
Hess
Termokimia
adalah kajian tentang jumlah energy yang ditransfer sebagai panas selama reaksi
kimia berlangsung. Termokimia adalah cabang dari termokimia karena wadah dimana
reaksi berlangsung beserta isinya memventuk suatu system dan akan terjadi
pertukaran energy antara system dan lingkungan dari reaksi kimia yang terjadi.
Alat
yang digunakan untuk mengukur reaksi termokimia adalah calorimeter. Kalor (q)
bisa ditentukan dengan perubahan energy dalam (pada volume tetap) atau
perubahan entalpi (pada tekanan tetap). Dan jika delta U dan delta H diketahui
maka kalor dapat ditentukan.
Reaksi
eksoterm adalah reaksi yang melepaskan panas dengan delta H < 0 (negative).
Reaksi endoterm adalah reaksi yang menyerap panas dengan delta H >0
(positif).
Beberapa jenis entalpi
dalam termokimia
1) Perubahan Entalpi
Standar
Perubahan entalpi dari sebuah proses
dimana produk dan reaktan berada pada keadaan standar. Biasanya pada tekanan 1
bar.
Contoh: keadaan standar dari ethanol (l) pada 298 K adalah 1
bar.
2) Perubahan entalpi
penguapan
Adalah perubahan entalpi per mol saat
larutan pada tekanan 1 bar menguap menjadi gas (1 bar).
3) Perubahan entalpi
fusi
Perubahan entalpi saat suatu zat
berubah dari padat (s) menjadi cairan (l).
Persamaan Termokimia
Perubahan
entalpi bisa dituliskan dengan dua cara yaitu:
1) Persamaan termokimia
Ini menunjukkan perubahan entalpi pada
saat reaktan dan produk dalam kedaan standar.
2) Entalpi standar
Hukum Hess
“Perubahan entalpi dari setiap proses adalah
sebanding dengan jumlah entalpi dari dua proses tersebut”.
Hubungan Energi Dalam
dan Entalpi
Jika
suatu system dikondisikan dimana tidak ada usaha (w) yang diaplikasikan, maka
jumlah kalor yang dilepaskan atau diserap dari reaksi adalah sama dengan perubahan energy
dalam system. Dengan kata lain, tidak ada perubahan volume pada system.
Entalpi sebanding dengan
energy dalam
Hal
ini menunjukkan bahwa perubahan entalpi sebanding dengan kalor pada tekanan
tetap.
Pertemuan 6
Hukum Termodinamika II
Ada
dua prinsip utama dari hukum termodinamika II yaitu:
1) Jika suatu system
mengalami proses siklis, maka tidak
seluruh kalor yang diaplikasikan pada system akan dirubah menjadi
energy.
2) Kalor tidak bisa
mengalir dari pendingin ke pemanas tanpa suatu perantara.
Hukum
termodinamika II menunjukkan bahwa suatu mesin kalor tidak bisa memiliki
efisiensi sempurna (1). Hukum termodinamika II mengindikasikan adanya entropi
(S), yang menunjukkan ketidakteraturan suatu system dan bisa menjadi parameter
tingkat spontanitas sebuah reaksi.
Ada
dua pernyataan yang berkaitan dengan hukum termodinamika II, yaitu:
1) Kelvin’s
statement: it is impossible for a system
to undergo a cyclic process whose sole effects are the flow of an amount of
heat from the surroundings to the system and the performance of an equal amount
of work on the surroundings. Or, it is impossible for a system to undergo a
cyclic process that turns heat completely into work done on the
surroundings.
2) Clausius’
statement: it is impossible for a process
to occur that has the sole effect of removing a quantity of heat from an object
at a lower temperature and transferring this quantity of heat to an object at a
higher temperature. Or heat cannot flow spontaneously from a cooler to a hotter
object if nothing else happens.
Jika
hukum termodinamik I memperkenalkan kita pada istilah energy dalam, U, yang
menunjukkan apakah suatu perubahan kimia bisa terjadi, pada hukum Termodinamika
II kita bertemu dengan istilah entropy, S, yeng menunjukkan apakah suatu reaksi
bersifat spontan atau tidak.
Definisi Entropi
Perubahan
entropi, dS, memungkinkan terjadinya perubahan kimia ataupun fisika sebagai
hasil dari suatu proses. Seperti yang kita ketahui, kalor memungkinkan
terjadinya pergerakan acak di suatu system.
Persamaan
matematikanya adalah:
Jika
suatu system memiliki suhu tetap, maka:
Dan
untuk reaksi adiabatic:
Entropi pada adaiabtic
system
Entropi sebagai Fungsi
dari Variabel Sistem
Entropi
adalah variable system, dan untuk menunjukkan bahwa entropi tidak bergantung
dari pola yang menyusunnya namun hanya bergantung pada keadaan awal dan keadaan
akhir. Untuk membuktikan hal itu, maka kita harus membuktikan persamaan
integral berikut ini:
Dimana
tanda integral menunjukkan bahwa reaksi terjadi pada system tertutup. Ada
beberapa langkah untuk membuktikan hal ini:
1) Tunjukkan bahwa
persamaan di atas adalh benar untuk siklus Carnot.
2) Tunjukkan bahwa
hasil yang didapatkan berlaku untuk setiap zat.
3) Dan menunjukkan
bahwa hasil ini berlaku untuk seluruh system.
Pertemuan 7
Siklus Carnott
Siklus
ini terdiri dari empat tahapan, yaitu:
1) Ekspansi
isothermal reversible dari titk A ke B pada Th; perubahan entropi adalah qh/Th
dimana qh adalah energy yang yang disuply ke system sebagai kalor dari sumber.
2) Eskpansi adiabtik
reversible dari titik B ke C, dimana tidak ada energy yang dilepaskan dari
system sehingga perubahan entropi adalah NOL. Namun, temperature turun dari Th
ke Tc, yaitu temperature dari pendingin.
3) Kompresi isothermal
reversible dari titik C ke D pada suhu Tc. Energy yang dilepaskan sebagai kalor
ke pendingin menghasilkan perubahan entropi system sebagai qc/Tc, dimana qc
bernilai negative.
4) Kompresi
adiabatic reversible dari titik D ke A. dimana tidak ada energy masuk ke system
sehingga perubahan entropi adalah NOL. Temperature meningkat dari Tc ke Th.
Total perubahan entropi sepanjang
siklus adalah:
Perubahan entropi pada berbagai proses
1)
Ekspansi
Perubahan entropi untuk gas sempurna pada keadaan isothermal
dari Fi ke Vf adalah:
Karena entropi adalah fungsi keadaan, maka nilai delta S dari
system tidak tergantung dari tahapan dari keadaan awal hingga keadaan akhir
sehingga persamaan ini bisa untuk menunjukkan perubahan entropi pada reaksi
reversible ataupun yang non reversible.
Total perubahan entropi tergantung pada ekspansi itu sendiri.
Dan untuk setiap proses dqsur = -dq maka
dapat dinyatakan sebagai berikut:
Perubahan ini negative untuk setiap perubahan dalam system,
sehingga kita bisa menyimpulkan bahwa delta S total = 0 (untuk proses
reversible). Jika ekspansi terjadi pada keadaan isothermal (w = 0) sehingga q =
0. Sehingga delta S sur = 0, dan total perubahan entropi adalah:
Delta S tot > 0, untuk reaksi irreversible.
2)
Fase transisi
Saat terjadi perubahan fase misalnya
dari zat padat menjadi zat cair, maka terjadi perubahan keteraturan di dalam
molekul sehingga kita juga harus mempertimbangkan perubahan entropi pada fase
transisi.
Jika fase transisi eksoterm (delta H
transisi < 0) seperti halnya pembekuan dan kondensasi, maka perubahan
entropi bernilai negative. Penurunan entropi karena terjadi pemampatan partikel
dari zat karena pembekuan dan pengembunan. Jika transisi bersifat endoterm,
(delta H transisi > 0) seperti halnya pada peleburan dan penguapan sehingga
perubahan entropi bernilai positif yang sesuai dengan peningkatan
ketidakteraturan partikel dalam suatu zat.
3)
Pemanasan
Persamaan pada tekanan tetap adalah:
Pada kondisi volume konstan Cp
digantikan Cv dan tidak tergantung pada temperature maka temperature
bisa dikeluarkan dari integral sehingga kita dapatkan persamaan baru:
Entropi sebagai ciri spontanitas
reaksi
Jika
suatu reaksi memiliki entropi > 0 maka reaksi itu akan spontan.
Jika
suatu reaksi memiliki entropi < 0, maka reaksi itu tidak spontan.
Hal ini
karena entropi akan meningkatkan ketidakteraturan partikel dalam suatu molekul
maka kemungkinan bertumbukan akan semakin besar dan akan meningkatkan
kespontanan suatu reaksi.
sangat membantu saya materinya...terimakasih telah berbagi
BalasHapusHarrah's Casino New Orleans, LA - Mapyro
BalasHapusHarrah's Casino New Orleans, LA, United 구미 출장샵 States - Use 부산광역 출장안마 this simple form to find hotels, motels, and other lodging near Harrah's 속초 출장마사지 Casino 포천 출장마사지 in 거제 출장마사지 New Orleans.