MODEL PEMBELAJARAN

Disusun Oleh :
Kelompok 24
Mariatul Ulfah
NIM. 1305025002
Djainur Aryati NIM. 1305025018
Jefi NIM. 1305025053
JURUSAN PENDIDIKAN
MIPA
FAKULTAS KEGURUAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas
rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Model Pembelajaran
Kooperatif Jigsaw”. Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar Kimia 1 semester 3.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang
penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi
ini tidak lain berkat bantuan dan dorongan berbagai pihak. Tak lupa penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Iis Intan
Widiyowati, S.Pd., M.Pd selaku
dosen pengampu mata kuliah Strategi Belajar Mengajar Kimia 1 yang telah membimbing dan mengarahkan
penulis dalam pembuatan makalah ini.
Penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang
membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat
tercapai, Amin.
Samarinda, September 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................... 1
Daftar isi......................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 3
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................. 3
1.3 Tujuan ……………………………………………………………..4
1.4 Manfaat ……………………………………………………………4
BAB II MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF................................ 5
2.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif...................................... 5
2.2 Prinsip Dasar dan Ciri-Ciri Model Pembelajaran
Kooperatif............ 6
2.3 Langkah-langkah Pembelajaran kooperatif....................................... 6
BAB III MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW............... 9
3.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw......................... 9
3.2 Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Model Kooperatif
Jigsaw........... 10
3.3 Materi Kimia yang Relevan dengan Model Kooperatif
Jigsaw...... 12
3.4 Keunggulan dan Kerugian Model Kooperatif Jigsaw..................... 12
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN................................................... 13
A. Simpulan........................................................................................... 13
B.Saran.................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 15
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 16 tahun
2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang meliputi
kompetensi pedagogik, sosial, kepribadian, dan profesional. Pada kompetensi
profesional untuk guru Sekolah Menengah mengandung tuntutan diantaranya adalah
menerapkan berbagai pendekatan, model, strategi, metode, dan teknik
pembelajaran yang mendidik secara kreatif.
Dalam Permendiknas RI No. 41 tahun 2007 disebutkan pula proses pembelajaran
pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik.
Kimia merupakan mata pelajaran yang dekat dengan kehidupan sehari-hari
manusia. Kimia penting untuk dipelajari dan dikuasai. Pembelajaran pada kelas awal menjadi urgen dikemas dalam
proses pembelajaran yang menarik. Penyampaian materi diharapkan tidak hanya
dengan satu model pembelajaran, namun guru diharapkan dapat menggunakan variasi
berbagai model pembelajaran.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penyusunan makalah ini
adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan model
pembelajaran Kooperatif
Jigsaw?
2. Apa langkah-langkah pembelajaran metode Kooperatif jigsaw?
3.
Penerapan
konsep Kimia
apa yang cocok untuk metode pembelajaran Kooperatif Jigsaw?
1.3
Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian Model
Pembelajaran Kooperatif
Jigsaw
2. Untuk mengetahui langkah-langkah Model
Pembelajaran Kooperatif
Jigsaw.
3. Untuk mengetahui konsep Kimia yang sesuai pada Pembelajaran
Metode Kooperatif Jigsaw.
1.4
Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Agar
Mahasiswa/i memiliki kemampuan dalam menentukan metode pembelajaran yang
optimal
sebagai calon guru.
2. Agar Mahasiswa/i dapat menerapkan metode
pembelajaran Jigsaw dengan tepat sesuai kebutuhan pengajaran.
3. Agar Mahasiswa/i dapat menerapkan model Pembelajaran
Metode Jigsaw dalam konsep dan pendekatan Kimia.
BAB
II
MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF
2.1 Pengertian Model
Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana
para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu
sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran”.
Johnson & Johnson (1987) dalam Isjoni (2009:17) menyatakan bahwa
“pengertian model pembelajaran kooperatif yaitu mengelompokkan siswa di dalam
kelas ke dalam suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan
kemampuan maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu sama lain dalam
kelompok tersebut”.
Menurut
Rustaman (2003:206) dalam www.muhfida.com
(2009) “pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran yang
dikembangkan dari teori kontruktivisme karena mengembangkan struktur kognitif
untuk membangun pengetahuan sendiri melalui berpikir rasional”.
Sugandi
(2002:14) menyatakan bahwa “pembelajaran kooperatif lebih dari sekedar belajar
kelompok atau kerja kelompok karena dalam belajar kooperatif, ada struktur dorongan
atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi
secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdepedensi efektif diantara
anggota kelompok”.
Menurut
Sugiyanto (2008:35) “pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah
pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa
untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan
belajar”.
Dari
beberapa definisi diatas dapat diperoleh bahwa pembelajaran kooperatif
merupakan salah satu pembelajaran
efektif dengan cara membentuk kelompok-kelompok kecil untuk saling bekerja
sama, berinteraksi, dan bertukar pikiran dalam proses belajar. Dalam pembelajaran kooperatif,
belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum
menguasai bahan pelajaran.
Falsafah
yang mendasari pembelajaran cooperative learning (pembelajaran
gotong royong) dalam pendidikan adalah homo homini socius yang
menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Model pembelajaran
kooperatif sangat berbeda dengan pengajaran langsung. Di samping model pembelajaran kooperatif
dikembangkan untuk mencapai hasil belajar akademik, model pembelajaran
kooperatif juga efektif untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.
2.2 Prinsip Dasar dan Ciri-Ciri Model Pembelajaran
Kooperatif
a. Prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif sebagai
berikut :
·
Setiap
anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan
dalam kelompoknya.
·
Setiap
anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok
mempunyai tujuan yang sama.
·
Setiap
anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama
diantara anggota kelompoknya.
·
Setiap
anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
·
Setiap
anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan
untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
·
Setiap
anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual
materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
b. Ciri-ciri model pembelajaran kooperatif sebagai
berikut.
·
Siswa
dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi
dasar yang akan dicapai.
·
Kelompok
dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda, baik tingkat
kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Jika mungkin anggota kelompok berasal dari
ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender.
·
Penghargaan
lebih menekankan pada kelompok dari pada masing-masing individu.
2.3
Langkah-langkah Pembelajaran kooperatif
Penggunaan pembelajaran kooperatif seharusnya
mengikuti langkah-langkah atau prosedur tertentu dalam penggunaannya. Hal ini
dimaksudkan agar penggunaan pembelajaran kooperatif dapat efektif
meningkatkan kemampuan belajar dan hasil belajar siswa.
Karli dan Yuliariatiningsih (2002:72)
mengemukakan langkah-langkah dalam pembelajaran
kooperatif, yaitu: Guru
merancang pembelajaran, mempertimbangkan dan menetapkan target pembelajaran
yang ingin dicapai. Guru merancang lembar observasi kegiatan siswa dalam
belajar secara bersama-sama dalam kelompok-kelompok kecil. Guru
mengarahkan dan membimbing siswa baik secara individu maupun kelompok. Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mempersentasekan hasil kerjanya.
Keempat langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif di atas diuraikan
sebagai berikut:
· Guru merancang pembelajaran, mempertimbangkan dan
menetapkan target pembelajaran yang ingin dicapai oleh guru sesuai dengan
tuntutan materi pembelajaran. Guru juga menetapkan sikap dan
keterampilan-keterampilan sosial yang diharapkan dapat dikembangkan oleh guru
selama berlangsungnya proses pembelajaran. Selain itu, guru juga mengorganisir
materi tugas-tugas yang dikerjakan bersama-sama dalam dimensi kerja kelompok
oleh siswa melalui keaktifan semua anggota kelompok.
·
Guru merancang
lembar observasi kegiatan siswa dalam belajar secara bersama-sama dalam kelompok-kelompok
kecil. Dalam penyampaian materi pelajaran, pemahaman dan pendalamannya akan
dilakukan siswa ketika belajar secara bersama-sama dalam kelompok. Pemahaman
dan konsepsi guru terhadap siswa secara individual sangat menentukan
kebersamaan dari kelompok yang dibentuk oleh guru dalam proses pembelajaran.
·
Dalam melakukan
kegiatan observasi terhadap siswa, guru mengarahkan dan membimbing siswa, baik
secara individual maupun kelompok, dalam pemahaman materi maupun mengenai sikap
dan perilaku siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran.
· Langkah
selanjutnya adalah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mempersentasekan hasil kerjanya. Guru juga memberikan penekanan terhadap nilai,
sikap, dan perilaku sosial yang dikembangkan dan dilatih oleh para siswa dalam
kelas.
Ibrahim (2000:10) mengemukakan langkah-langkah model pembelajaran
kooperatif yang terdiri atas 6 langkah, yaitu:
· Menyampaikan tujuan dan memotivasi
siswa.
· Menyajikan informasi
· Mengorganisasikan siswa ke dalam
kelompok-kelompok belajar.
· Membimbing kelompok bekerja dan
belajar.
· Evaluasi
· Memberikan penghargaan
Langkah-langkah di atas menunjukkan bahwa pelajaran
dimulai yaitu guru menyampaikan tujuan pelajaran dan memotivasi siswa untuk
belajar. langkah ini diikuti oleh penyajian informasi, seringkali dengan bahan
bacaan daripada secara verbal. Selanjutnya siswa dikelompokkan ke dalam tim-tim
belajar. Tahap ini diikuti bimbingan guru pada saat siswa bekerja bersama untuk
menyelesaikan tugas bersama mereka. Langkah terakhir pembelajaran kooperatif
meliputi presentasi hasil akhir kerja kelompok atau evaluasi tentang apa yang
telah mereka pelajari dan memberi penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok
maupun individu agar siswa dapat termotivasi dalam
BAB
III
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW
3.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aronson dan
teman-teman di Universitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan
teman-teman di Universitas John Hopkins. Teknik mengajar Jigsaw dikembangkan
oleh Aronson sebagai metode pembelajaran kooperatif. Teknik ini dapat digunakan
dalam pengajaran membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara. Dalam
teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan
membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih
bermakna. Selain itu, siswa bekerja sama dengan sesama siswa dalam suasana
gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan
meningkatkan keterampilan berkomunikasi.
Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran
kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang
bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan
materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya.
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran
kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6
orang secara heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan yang positif dan
bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari
dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain.
Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap
pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya
mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan
mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan
demikian, siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama
secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan.
Para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu
untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain tentang topik
pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian siswa-siswa itu kembali
pada tim / kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain
tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli.
Pada
model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok
ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan
kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal
merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli yaitu kelompok siswa yang
terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk
mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang
berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok
asal.
3.2 Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Model Kooperatif Jigsaw
a. Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal guru
dapat melibatkan
kegiatan-kegiatan sebagai berikut
:
· Membuka pelajaran dengan salam
· Mengecek kehadiran siswa
· Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
· Memberikan motivasi dengan mengajukan
sebuah pertanyaan yang berkaitan dengan materi.
· Menginformasikan tentang materi yang
akan di pelajari serta metode
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
b. Kegiatan Inti
· Eksplorasi
Kegiatan yang dilakukan
antara lain:
ü Guru menjelaskan atau mengemukakan
masalah yang akan dicari jawabannya melalui metode Jigsaw
ü Siswa dibagi atas beberapa kelompok
(tiap kelompok anggotanya 4-5 orang) dan memberi pengarahan mengenai metode
Jigsaw. Kelompok ini disebut dengan kelompok asal.
ü Guru memberikan materi dalam bentuk teks
yang telah dibagi-bagi dalam bentuk sub bab
ü Guru meminta setiap anggota kelompok
asal membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya
ü Membantu siswa memberi informasi jika
diperlukan siswa
· Elaborasi
Kegiatan
yang dilakukan antara lain:
ü Guru meminta kepada tiap anggota
kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama agar bertemu dalam suatu
kelompok ahli untuk mendiskusikannya.
ü Guru mengarahkan agar setiap kelompok
ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas untuk mengajarkan teman-temannya
di kelompok asal
ü Mengarahkan terjadinya interaksi antar
siswa
ü Guru memberi pengarahan kepada setiap
kelompok untuk menyampaikan hasil pengamatan (presentasi)
· Konfirmasi
Kegiatan yang dilakukan
diantaranya:
ü Guru memberikan unpan balik yang positif
dan penguatan secara lisan dan tulisan
ü Guru bertanggungjawab terhadap semua
yang belum dipahami oleh siswa
c. Kegiatan Penutup
Kegiatan
yang dilakukan antara lain:
· Guru membimbing siswa untuk merangkum
materi yang telah dipelajari.
· Guru memberi tugas
rumah agar siswa membaca materi pelajaran untuk pertemuan
selanjutnya.
· Menutup pelajaran dan mengucapkan salam.
3.3 Materi Kimia yang Relevan dengan
Model Kooperatif Jigsaw
Model
pembelajaran Jigsaw dapat diterapkan pada pembelajaran Kimia. Pada dasarnya, jika
guru akan menerapkan model pembelajaran ini yang perlu diperhatikan adalah
topik yang memuat sub-sub topik. Model pembelajaran jigsaw sangat cocok untuk
materi yang mempunyai bahasan yang cukup luas seperti senyawa hidrokarbon,
klasifikasi atom, dan sistem ikatan
kimia. Dengan adanya model pembelajaran Jigsaw ini
diharapkan agar materi dapat tersampaikan secara efektif tanpa banyak membuang
waktu serta penyampaian materi dapat terselesaikan dengan tuntas, sehingga
siswa lebih mengerti karena proses belajar yang melibatkan mereka secara aktif
dengan adanya kelompok ahli.
3.4
Keunggulan dan Kerugian Model
Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
a. Kelebihan
· Meningkatkan rasa tanggung jawab siswa
terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain.
· Siswa tidak hanya mempelajari materi
yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengerjakan materi
tersebut pada anggota kelompoknya yang lain, sehingga pengetahuannya jadi
bertambah.
· Menerima keragaman dan menjalin hubungan
sosial yang baik dalam hubungan dengan belajar
· Meningkatkan berkerja sama secara
kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan.
b. Kekurangan
· Jika guru tidak mengingatkan agar siswa
selalu menggunakan keterampilan-keterampilan kooperatif dalam kelompok
masing-masing maka dikhawatirkan kelompok akan macet dalam pelaksanaan
diskusi.
· Jika anggota kelompoknya kurang akan
menimbulkan masalah.
· Membutuhkan waktu yang lebih lama,
apalagi bila penataan ruang belum terkondisi dengan baik sehingga perlu waktu
untuk merubah posisi yang dapat menimbulkan kegaduhan.
BAB
IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dimana
para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu
sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Sedangkan Jigsaw adalah
kegiatan belajar yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang
bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan
materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya. Jadi dalam model pembelajaran
kooperatif jigsaw guru bersifat fasilitator terhadap siswa-siswinya. Kebanyakan
materi pembelajaran akan di ambil alih oleh kelompok siswa yang bertugas
sebagai penyaji. Kelompok penyaji tersebut yang akan menyampaikan materi
pembelajaran kepada kelompok pendengar. Sehingga diharapkan interaksi
pembelajaran diantara siswa dapat terjalin dengan baik.
Metode kooperatif jigsaw terbagi menjadi 3 tahap yaitu kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada kegiatan awal guru akan
memperkenalkan bagaimana tata cara pelaksanaan metode kooperatif jigsaw. Pada
kegiatan inti terbagi menjadi eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Eksplorasi
yang berarti guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan menugaskan masing
dari tiap kelompok untuk mempelajari sub materi tertentu untuk dipresentasikan
kepada kelompok pendengar. Elaborasi yang berarti masing-masing dari tiap
kelompok akan mempresentasikan materi terhadap kelompok lain. Diharapkan
terjadi diskusi sehingga tiap kelompok akan paham mengenai materi ajar
tersebut.Konfirmasi adalah tahap dimana guru memberikan arahan kepada siswa dan
menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah didapatkan, dapat juga guru memberikan
tambahan untuk beberapa materi yang mungkin yang tidak terbahas oleh penyaji.
Dan tahap terakhir adalah kegiatan penutup dimana guru memberikan bimbingan
agar siswa dapat merangkum materi yang didapat juga memberikan tugas untuk
petemuan selanjutnya.
Mengingat keluasan pembahasan pada materi pembelajaran kimia. Tentunya
hal itu amatlah mudah jika dalam pelaksana ajar materi tersebut dapat terbagi
menjadi lebih sederhana. metode kooperatif jigsaw sangat lah cocok untuk model
pembelajaran seperti itu. Selain terdapat pembagian materi juga dapat terjalin
interaksi sesama siswa. Dan model pembelajaran kooperatif jigsaw amatlah
berguna terhadap pembelajaran kimia yang memiliki pembahasan luas, seperti
atom, senyawa hidrokarbon, ikatan kimia dan lain-lain.
4.2 Saran
Terdapat banyak sekali metode pembelajaran
yang dapat diterapkan pada mata pelajaran kimia. Karenanya dengan adanya
makalah model pembelajaran kooperatif jigsaw ini, penulis berharap jika makalah
ini dapat berfungsi sebagai acuan guru dalam melaksanakan metode tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Arends,R.I., 2001,Belajar Untuk Mengajar, Pustaka Belajar :Yogyakarta
Dra. Maasje C Watulingas.,2013,Diktat
Dasar-Dasar Pendidikan Kimia,Univesitas Mulawarman: Samarinda
Isjoni., 2009, Cooperative
Learning: Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok, Alfabeta :Bandung
Kemendibud.,2013,Undang-Undang
R.I. No. 20 TAHUN 2003 tentang SISDIKNAS,Citra Umbara: Bandung
Sanjaya,
W., 2007, Strategi Pembelajaran, Prenada Media Group: Jakarta
Anonim., 2009, Prinsip Dasar dan
Ciri Ciri dalam Pembelajaran, http://penelitiantindakankelas.blogspot.com, diakses pada tanggal 08 September
2014 pukul 15:45 pm
Anonim.,2010,
Pembelajaran
Kooperatif,
http://wawan-junaidi.blogspot.com diakses pada tanggal 08 September 2014 pukul
20:07
Anonim., 2011,Langkah
Langkah Pembelajaran Kooperatif,http://www.artikelbagus.com,
diakses pada tanggal 08 September 2014 pukul 16:13
Anonim.,2013,Model Pembelajaran Tipe Jigsaw,
http://riyashingwa.blogspot.com
diakses
pada tanggal 08 September 2014 pukul 20:06 pm
tolong ditambah lagi yaah makalah nyaa
BalasHapus